Jakarta, Jatim This Week – Elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi yang paling rendah dibandingkan Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto dalam survei Survei Nasional terbaru yang diadakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, bahkan dalam setahun terakhir, elektabilitas Anies terbilang stagnan dibandingkan kedua pesaing utamanya.
“Anies dalam temuan survei, kami menyebutnya sebagai mesin yang lambat panas. Elektabilitas Anies dalam setahun terakhir tidak banyak berubah atau stagnan, paling tinggi di Januari 2023. Jadi dalam setahun elektabilitas Anies selalu di posisi buncit atau di nomor tiga,” ujar Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby saat pemaparan di Kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, pada Jumat (19 /5/2023).
Menurut Adjie, elektabilitas Anies sangat sulit terangkat walaupun Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat sudah mendeklarasikannya sebagai capres. Selain itu, safari Anies ke daerah juga tidak terlalu membawa banyak dampak perubahan pada elektabilitas.
Namun, Adjie menyebut Anies tetap memiliki peluang memenangkan Pilpres 2024 dengan berkaca pada Pilkada 2017.
“Ada pembelajaran Pilkada DKI yang diikuti tiga cagub, sama kasusnya, sembilan bulan sebelum pilkada elektabilitas Anies selalu di bawah Ahok dan AHY Namun bisa masuk putaran kedua dan menang,” kata Adjie.
Atas preseden tersebut, Adjie menyebut Anies dapat menjadi underdog dalam Pilpres 2024. Anies juga diprediksi menjadi kuda hitam jika ada preseden politik menjelang Pilpres 2024 yang tinggal sembilan bulan lagi.
Adapun menurut survei LSI elektabilitas Anies cenderung stagnan sejak Mei 2022 yang menyentuh angka 21,4 persen, September 2022 di angka 21,8 persen, dan Januari 2023 di angka 22,1 persen. Sementara pada Mei 2023 elektabilitas Anies hanya 20,8 persen, tertinggal dari Ganjar Pranowo di angka 31,9 persen, dan Prabowo Subianto 33,9 person. (ly/adi)