Malang, Jatim This Week – Ucapan Walikota Malang Drs H. Sutiaji dalam satu dialog di Radio City guide 911 FM pada senin (7 /8/2023) dengan tema ” Ada Apa Dibalik Pembongkaran Balaikota Malang ” mengatakan bahwasanya pembongkaran itu hanya memberi “uang rokok pada yang bongkar ” langsung di tangapi oleh tokoh masyarakat dan pegiat sosial kota Malang.
Abah Bro, saat di hubungi wartawan media ini mengatakan jika pernyataan Walikota tersebut adalah sebuah blunder yang seharusnya tidak diungkapkan oleh Walikota, terlebih pembongkaran pagar itu dewan tidak pernah diajak ngomong dan dewan tidak tau terkait dengan pembongkaran ini, dimana tidak ada koordinasi sama sekali dengan dewan terkait pembongkaran ini.
” Mosok dalam setiap melakukan pembangunan tidak ada perencanaan ? dan apakah pembongkaran pagar Balai Kota Malang hanya di inisiasi oleh Wali Kota , saya kira ini perlu di jawab oleh bapak Wali Kota Malang,”kala founder LBH Cinta Anak Negeri ini.
Terlebih, statement ” hanya kasih uang rokok ” ini di ucapkan oleh Wali Kota, tentu ini sangat tidak etis dan sangat disayangkan terlebih jelang akhir jabatan Drs. H. Sutiaji sebagai Wali Kota Malang, terangnya pada Selasa (8/8/2023).
Sementara itu, di tempat terpisah mantan Wali Kota Malang, Drs Peni Suparto saat ditanya tentang pembongkaran pagar Alun-Alun Tugu dan pagar Balaikota Malang menilai jika pembongkaran pagar di Alun-Alun Tugu dan di depan Balaikota menunjukkan bahwasannya Wali Kota Malang saat ini tidak mempunyai program yang jelas.
” Jadi ini (pembongkaran.red) menunjukkan tidak ada program tentang bagaimana pembangunan di Kota Malang secara menyeluruh dan berkelanjutan. Untuk apa itu membongkar pagar-pagar yang sudah ada, bok tinggal dirawat saja, kalau mau membongkar pagar kan waktu saya dulu kan sudah saya bongkar, namun apakah itu “harus” mengingat masih banyak sekali dan perlu yang di bangun di Kota Malang, ” kata Peni dengan senyum tipis.
Lebih lanjut Ebes Peni menjelaskan jika Program pembangunan di Kota Malang saat ini sangat asal-asalan, dimana menurut penilaian mantan Walikota Malang dua periode ini pembangunan di Kota Malang sampai detik ini stagnan.
“Saya sesungguhnya kurang melihat perkembangan, cenderung stagnan iya, dimana keberhasilan pembangunan masyarakat itu bukan mendirikan gedung yang tinggi, tetapi pembangunan itu berhasil kalau pertumbuhan ekonomi rakyat itu meningkat.”lanjutnya saat di temui usai menghadiri acara di Griya Brawijaya Universitas Brawijaya Kota Malang, pada Selasa (08/08/2023).
Dimana saat ini, menurutnya ada kesenjangan perekonomian di masyarakat, hal itu jauh dari yang telah dicapai dimasa kepemimpinannya sebagai Walikota yang mana perekonomian masyarakat ada di angka 7,79 persen.
“ Pada waktu dulu saya bisa di cek ya dicatatan, bahwa saya pertumbuhan ekonomi 7,79 persen, padahal waktu itu, nasional cuma 5 persen saja, tetapi saya sudah 7,79 persen pertumbuhan ekonomi rakyat. Itu ukuran pembangunan yang berhasil, dan kalau pembangunan masyarakat perekonomian masyarakat tidak naik, itu masuk dalam katagori Gagal.” pungkasnya sebelum meninggalkan tempat acara. (aril/adi)