Kapolres Ungkap Fenomena Maling Sapi di Lumajang
Lumajang, Jatim This Week – Kejadian maling sapi di Lumajang yang tak kunjung usai, ada kalanya yang melibatkan perangkat desa hingga mantan kepala desa.
Kondisi itu seolah sengaja dimunculkan pihak tertentu di tengah masyarakat desa, sebagai bagian dari politik.
Kapolres Lumajang, AKBP Dewa Putu Eka Darmawan, SIK, MH, menyebut fenomena maling sapi di Lumajang sebagai sesuatu yang unik.
Sebab, di waktu proses pencalonan kepala desa ada kubu-kubu tertentu yang bereberangan dengan kepala desa terpilih.
Sementara kepala desa yang terpilih, oleh masyarakat hanya dinilai mampu memberi rasa aman dan nyaman kepada warganya.
Kondisi itu lah yang lantas dipertaruhkan kepala desa yang jadi saat itu. Sehingga berbagai cara pun dilakukan, hingga berani memberi jaminan tertentu.
“Kan ada itu, kepala desa yang janji memberi ganti rugi jika ada sapi warganya yang hilang. Karena kadung janji, akhirnya kondisi itu dimanfaatkan oleh lawan politiknya,” ungkap Dewa Putu kepada jatimhariini.co.id, Senin (9/1/2023).
Kondisi seperti itulah yang akhirnya menimbulkan ekosistem politik tidak sehat dan terus berkelanjutan. Sehingga tidak aneh jika ada perangkat desa atau pun mantan kepala desa yang terlibat kasus maling sapi.
Walau pun tidak semua desa mempunyai ekosistem seperti itu. Hanya segelintir desa yang berada di zona politik tidak sehat.
“Hal-hal seperti itu yang menjadikan proses pilkades menjadi momok arah pencurian sapi,” tuturnya.
Sementara, tidak sedikit pelaku maling sapi yang melakukan aksinya karena faktor lain. Semisal judi atau pelaku penyalah guna narkoba.
Karena saking bobroknya akhlak pengguna narkoba, sehingga untuk beli narkoba mereka harus jadi maling sapi atau pelaku kejahatan lainnya.
“Lebih banyak maling sapi ini arahnya ke politik. Dari yang kita amankan, tidak semua menyebut siapa yang nyuruh, tetapi pelaku terindikasi mengkonsumsi narkoba,” tandasnya (red)