Malang, Jatim This Week – Memasuki musim penghujan, warga Kota Batu, Jawa Timur harus siap siaga terhadap bencana banjir, angin kencang, pohon tumbang terutama tanah longsor yang acapkali terjadi selama musim.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu menyampaikan, jika pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, tanah longsor merupakan bencana yang mendominasi.
“Bahkan, meski memasuki cuaca ekstrem sekalipun, tanah longsor ini tetap terjadi,” ungkapnya.
Menurutnya total ada 123 kejadian bencana dalam kurun waktu Januari hingga September 2023, bencana tanah longsor mencapai 59 kejadian, angin kencang 24 kejadian, kebakaran rumah bangunan 14 kejadian dan sisanya yakni pohon tumbang, karhutla hingga banjir.
“Hasil pemetaan sudah kami lakukan. Yang kami atensi itu di daerah-daerah rawan longsor seperti di Kecamatan Bumiaji seperti di Desa Sumber Brantas, Brau, Tulungrejo, Gunungsari sampai Sumbergondo,” kata Agung.
Terdapat sejumah titik langganan longsor seperti di jalur kawasan payung, Kelurahan Songgokerto hingga wilayah Malang Barat seperti sepanjang jalur Pujon, Ngantang dan Kasembon, jelasnya.
Sebagai antisipasi, 11 unit EWS (Early Warning System) diaktifkan kembali agar meminimalisir jumlah korban karena telat evakuasi, lanjut Agung.
“Kalau EWS kita ini rata-rata banyak ditempatkan di Desa Gunungsari, Brau, Desa punten dan Desa Sumber Brantas,” imbuhnya.
Sedangkan untuk potensi banjir terjadi di kawasan padat penduduk seperti Kelurahan Ngaglik, Sisir, dan Temas, lanjut pria berpawakan tambun ini.
“Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas PUPR,” jelanya.
Salah satunya dengan melakukan normalisasi sungai di kali paron di Dusun Banaran, Desa Bumiaji karena pernah terjadi banjir dan mengalami penyempitan sedimen akibat sampah dan lain-lain, ungkap Agung.
Selain itu kami juga terus memperkuat komunikasi dengan dinas terkait agar nanti ketika ada kejadian, penanganannya bisa cepat dan efektif, pungkasnya. (Yoe/ad)