Malang, Jatim This Week – Pemerintah Kota Malang memulai mitigasi awal menghadapi bencana alam memasuki musim hujan.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat meminta agar penanganan bencana pada tahun lalu bisa menjadi pembelajaran tersendiri, ia menegaskan, bahwa mitigasi awal penangan bencana harus disadari sebagai bagian dari pelayanan publik.
“Upaya mitigasi dan penanganan bencana jadi prioritas yang harus dilakukan karena ini bentuk implementasi dari pelayanan publik, “kata Wahyu.
Ini penting dan kita harus menyadari jika dari awal mitigasinya harus didasarkan pada pengalaman tahun lalu dimana banjir, pohon tumbang, angin puting beliung. Saya kira harus diantisipasi, jelas Wahyu pada Rabu (8/11/2023).
Menurutnya, kondisi topografi ini juga memiliki andil terciptanya potensi bencana tanah longsor apabila intensitas hujan mulai naik.
“Saya mengingatkan karena beberapa wilayah di tempat kita ini adalah daerah aliran sungai, jadi saat curah hujan naik, maka peningkatan debit air dapat berakibat banjir dan bisa jadi bahaya tanah longsor, ini harus jadi perhatian,” tegas nya
Jadi instruksikan kepada BPBD, libatkan semua pihak dan elemen terkait sampai di tingkat FPRB dan kelurahan tangguh. Percepat penyerapan anggaran yang berkaitan dengan penanggulangan bencana dan harapan saya semua dapat berjalan komprehensif agar pelayanan nya maksimal, tutup Wahyu.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno mengimbau agar masyarakat melaporkan ke pemerintah jika melihat ada pohon rapuh.
” Mitigasi perlu dilakukan untuk mengurangi tingginya risiko bencana. Pada 2022, BPBD Kota Malang mencatat ada 479 kejadian saat penghujan,” jelasnyan
Saat ini, tercatat 211 bencana banjir dan 172 sebagai bencana cuaca ekstrem seperti pohon tumbang, angin puting beliung dan longsor, selebihnya adalah bencana dalam tingkatan kecil
Mengenai banjir, kata Prayitno.
Lebih lanjut, Prayit menjelaskan jika banjir di Kota Malang hanya berlangsung antara sejam hingga dua jam dan ini berbeda dengan banjir di daerah lain yang bisa berhari-hari.
“Itulah sebabnya Prayitno menyebut bencana alam di Kota Malang, khususnya banjir relative tidak setinggi wilayah lainnya,” jelasnya.
Namun kami tetap harus menyampaikan ke masyarakat terkait kewaspadaan dan mitigasi, imbuhnya
Meski prediksi ancamannya kecil, Prayitno mengingatkan masyarakat agar tidak abai terhadap bencana alam. Bencana alam tidak hanya mengganggu infrastruktur, tapi juga berdampak terhadap sosial.
“Untuk itu, BPBD Kota Malang telah menyiagakan petugas untuk memantau sejumlah titik yang dianggap rawan bencana, seperti pemukiman yang berada di dekat aliran sungai,” pungkasnya. (ad)