Malang, Jatim This Week – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-PKP) Kota Malang memprioritaskan penanganan banjir pada 2024, dengan anggaran yang sudah dialokasikan pada 2024 mayoritas untuk menangani banjir serta prioritas berikutnya adalah perbaikan dan perawatan jalan di perkotaan.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat membacakan penjelasan terhadap rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah 2024 menyatakan, belanja daerah diproyeksikan mencapai Rp 2.358.588.674.540. DPUPR-PKP akan menggunakan anggaran yang dialokasikan dari proyeksi tersebut.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto mengatakan ada rencana penyesuaian anggaran pada 2024 Ia telah memiliki rencana tersendiri untuk mengalokasikan kebutuhan penanganan banjir.
Penanganan banjir dinilai sangat penting karena bencana tersebut selalu berulang setiap kali musim hujan berlangsung. Ia mengatakan, perlu menuntaskan persoalan yang selalu menjadi trending topik di tengah masyarakat.
“Kami prioritaskan drainase dan aspal jalan karena itu yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, intinya penuntasan masalah banjir dan masalah jalan,” beber Dandung.
Bicara pada tahun 2023 yang saat ini sudah masuk bulan November, Dandung menjelaskan bahwa Pembangunan yang dilaksanakan saat ini sudah mengacu pada konsep master plan drainase, hal itu nantinya yang akan terus dilihat bagaimana progres kedepan tentang permasalahan banjir di Kota Malang.
Pihaknya telah membuat drainase di daerah Sawojajar, lalu pembuatan embung di Tunggul Wulung. Termasuk di perkampungan juga di Jalan Cakalang. Anggaran tahun ini lebih besar untuk penanganan drainase dan jalan.
Progres pengerjaan drainase di kawasan Sawojajar telah memperlihatkan progres yang baik. Diperkirakan, pekerjaan segera berakhir sebelum berganti tahun.
“Progresnya cukup bagus, kami prediksi Sawojajar nol genangan jika pekerjaan ini selesai,”tegasnya.
Dinas PUPR-PKP membangun drainase yang ukuran diameternya 1,5 meter. Ukuran 1,5 meter itu dipasang di dekat jalan utama kawasan Sawojajar. Pengerjaan yang tengah dilakukan saat ini untuk mengatasi banjir kawasan Jalan Danau Toba, Ki Ageng Gribig, Jongge dan Bratan Timur.
Pengerjaan drainase ini merupakan bagian dari rencana nol genangan pada 2028. Rencana itu telah dicanangkan oleh Pemkot Malang. Selain membangun dan memelihara drainase, upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi banjir adalah membangun bendungan kecil yang disebut bozem.
Dari data DPUPRPKP Kota Malang ada 36 titik genangan air yang telah teridentifikasi pada 2022. Jumlah ini sedikit berkurang, dibandingkan pada 2019 kemarin ada 59 titik genangan air di Kota Malang. Terdapat sejumlah saluran drainase yang mampet bahkan tidak memiliki saluran air keluar. Dandung mengatakan, pihaknya tengah menyelesaikan persoalan itu juga. (kim/ad)