Jakarta, Jatim This Week – Bekas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara ihwal perjanjian utang kepada Sandiaga Uno yang menjadi pendampingnya saat berlaga dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 lalu. dimana dalam sebuah podcas milik Merry Riana, Anies mengatakan pada saat itu memang banyak sekali pihak yang memberikan sumbangan, baik yang diketahui maupun tidak.
Selanjutnya, dia menyebut ada pihak yang pada saat itu memberikan dukungan dana, namun minta dicatat sebagai utang, adapun jika Anies-Sandi memenangkan Pilkada DKI, maka dana itu dicatat sebagai dukungan. Bila gagal, maka menjadi utang yang mesti dikembalikan
“Jadi itu kan dukungan, tuh. Siapa penjaminnya? Pak Sandi, jadi uangnya bukan dari Pak Sandi. melainkan ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya yang menyatakan suratnya, saya yang tanda tangan,” kata Anies dalam siaran Youtube Merry Riana, pada Jumat (10/2/2023)
Oleh sebab itu, mengingat Anies-Sandi menang jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, urusan itu sudah selesai. Dia menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.
“Karena ketika Pilkadanya selesai, ya selesai. Jadi menjadi aneh ketika sekarang kita bicarakan soal ada utang yang belum selesai. Sudah selesai dulu, karena perjanjiannya itu gini,” ujarnya.
Anies kemudian menjelaskan alasan di balik perlunya mengembalikan dana dukungan jika kalah dalam Pilkada DKI Jakarta. Jika kalah, maka Anies berada di luar pemerintahan. Oleh sebab itu, ia bisa leluasa mencari uang untuk mengembalikan dana dukungan, entah melalui bisnis maupun membuka usaha.
Adapun jika menang, maka Anies masuk dalam pemerintahan. Ia mengatakan tidak berkenan mencari uang di pemerintahan untuk mengembalikan dana itu.
“Saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu. Kalau tidak (menang Pilkada), saya harus ngumpulin uang untuk bayar utang. Bukankah ini yang menjebak kita dengan praktik fundrising untuk apa? Biaya Pilkada,” kata dia.
Ia berharap pola dukungan seperti itu bisa dijadikan referensi ke depan. “Bahwa mendukung itu untuk perubahan, bukan sebagai investasi untuk dikembalikan dalam bentuk privilege,” pungkas Anies (jer/adi)