Nganjuk, Jatim This Week – Bendungan Semantok di Dusun Sambikerep, Rejoso, Nganjuk yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada pertengahan desember tahun lalu dan diklaim sebagai bendungan terpanjang di Asia Tenggara , serta mampu mengaliri ribuan hektare sawah dan mereduksi banjir, ternyata juga mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di wilayah Nganjuk dan sekitar nya.
Berikut ini sejumlah fakta yang dihimpun jatimthisweek.com terkait dengan keberadaan bendungan tersebut :
Pertama Bendungan semantok merupakan bendungan ke-30 yang Diresmikan Sejak 2015 dimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditandai dengan pemutaran kunci mesin air dengan suara sirene dan penandatanganan prasasti.
Kedua, keberadaan bendungan ini dibangun dengan Anggaran Fantastis, dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional dengan Anggaran yang dikucurkan untuk proyek bendungan itu pun tidak main-main. Bendungan Semantok itu telah dikerjakan sejak 2017 serta menghabiskan anggaran negara senilai lebih dari Rp 2,5 triliun.
Ketiga, Bendungan ini mampu Menampung Air hingga Puluhan Juta Meter Kubik, seperti di jelaskan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk lewat PUPR mnyatakan bahwa kapasitas atau daya tampung air pada bendungan Mencapai puluhan juta meter kubik, tepatnya 32,6 juta meter kubik dengan luas genangan 365 hektare serta mampu mengaliri 1.900 hektare sawah yang ada di sekitarnya.
Keempat , Bisa Mereduksi Banjir dan Mencegah Kekeringan, ini disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Miftakhul Anas dalam keterangan tertulis di situs resmi BUMN menyebutkan bahwa bendungan ini mampu mereduksi banjir serta dapat mengurangi risiko banjir 137 meter kubik per detik. serta dapat pemeliharaan sungai di hilir bendungan sebesar 30 liter/detik dan mereduksi banjir 30 persen di Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya.
Kelima, Diharapkan Bisa Membuat Petani Panen 3 Kali, seperti yang sampaikan oleh Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dimana terkait Bendungan Semantok ini dirinya berharap agar sawah warga yang terairi kemudian bisa panen lebih baik (dhan/adi)