Jakarta, Jatim Thsi Week – Pernyataan terbuka menolak pertemuan aktivis lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dalam ASEAN Queer Advocacy Week di Jakarta datang dari sebuah organisasi di Depok yang menamakan dirinya Gerakan Indonesia Beradab. Kelompok ini mengklaim menghimpun 206 organisasi kemasyarakatan di Indonesia.
“Kami mendapat kabar Asean Sogie Caucus bekerja sama dengan Arus Pelangi dan Forum Asia akan mengadakan aktivitas ASEAN Queer Advocacy Week di Jakarta pada 17-21 Juli 2023,” kata Ketua Presidium Gerakan Indonesia Beradab Bagus Riyono, pada Rabu (12/7/2023).
Kabar pertemuan di Jakarta berasal dari pelacakan Gerakan Indonesia Beradab ke website kelompok yang ditentangnya tersebut.
“Jadi ada pengumuman yang mengajak peserta untuk mendaftar begitu,” kata Bagus menambahkan.
Bagus menegaskan bahwa Gerakan Indonesia Beradab menolak sepenuhnya rencana tersebut, baik sebagian atau seluruhnya, diselenggarakan secara terbuka atau tertutup. “Termasuk segala aktivitas yang semakna serta setujuan dengannya,” kata dia.
Bagus yang juga akademisi di Universitas Gajah Mada (UGM) ini menyatakan penolakan bukan berarti kelompoknya memusuhi mereka atau individu-individu yang terlibat dalam Asean Queer Advocacy Week. Gerakan Indonesia Beradab disebutnya sebatas gerakan moral dan dalam hal ini berupaya menyadarkan dan mengingatkan pengambil kebijakan supaya tidak memberikan izin.
Menurut Bagus, agenda sejenis dan setujuan dengan Asean Queer Advocacy Week melanggar hak dan martabat kemanusiaan yang sangat asasi, yaitu hak atas kelestarian manusia dan peradaban kemanusiaan itu sendiri.
“Sehingga bertentangan secara diametral dengan Sila Pertama Pancasila yang berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ dan Sila Kedua Pancasila yang berbunyi ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’.”kata bagus
Ia menambahkan agenda tersebut sempat terlacak di sosial media, namun setelah ada penolakan akun yang mengumumkan Asean Queer Advocacy Week sudah hilang.
“Semoga ini tanda-tanda baik bahwa mereka batal,” jelas Bagus lagi.
Penyelenggaran ASEAN Queer Advocacy Week memang telah memutuskan untuk memindahkan lokasi pertemuan ke luar Indonesia. Keputusan itu diambil penyelenggara setelah menerima serangkaian ancaman keamanan dari berbagai pihak.
“Penyelenggara telah memonitor situasi dengan sangat teliti termasuk gelombang anti-LGBT di media sosial,” kata panitia penyelenggara dalam keterangan tertulis, pada Rabu, (12/7/2023).